Medan Magnet
Medan
magnet merupakan sebuah
gambaran yang biasa kita gunakan untuk merepresentasikan bagaimana gaya magnet
terdistribusi diantara suatu benda bermagnet atau disekitar benda bermagnet
tersebut.
Seperti
yang sudah kita ketahui bahwa magnet memiliki dua kutub dimana jika kita
dekatkan dua buah magnet maka dapat terjadi gaya tarik-menarik ataupun gaya
tolak-menolak tergantung kutub-kutub yang didekatkan. Selain itu, kita juga
tahu bahwa gaya tarik-menarik atau tolak-menolak tersebut memiliki batas
jangkauan disekitar magnet tersebut yang tidak bisa kita lihat. Medan magnet
dapat mendeskripsikan bagaimana gaya yang tidak terlihat tersebut disekitar
magnet.
Visualisasi
Medan Magnet
Terdapat
dua cara untuk menggambarkannya:
1. Dideskripsikan secara matematik sebagai vektor.
Setiap vektor pada setiap titik yang berbentuk panah tersebut memiliki arah dan
besaran tergantung dari besar gaya magnetik pada titik tersebut.
Gambar
1. Vektor medan magnet pada sebuah magnet persegi panjang
2.
Cara lain untuk mengilustrasikannya adalah dengan menggunakan garis. Setiap
vektor disambungkan dengan sebuah garis yang tidak terputus dan banyaknya garis
dapat dibuat sebanyak mungkin. Cara inilah yang paling sering dipakai untuk
menggambarkan suatu medan magnet.
Gambar
2. Garis-garis medan magnet pada sebuah magnet persegi panjang
Garis-garis
medan magnet memiliki karakteristik yang berguna untuk analisa:
1.
Setiap garis
tidak pernah berpotongan satu sama lain
2.
Garis akan makin
semakin rapat pada wilayah dimana medan magnet semakin besar. Hal ini
menandakan bahwa semakin rapat garis-garis medan magnet, maka semakin besar
gaya magnetnya pada wilayah tersebut.
3.
Garis-garis ini
tidak bermulai atau berhenti dari manapun, akan tetapi garis-garis tersebut
membentuk suatu lingkaran tertutup dan tetap menyambung di dalam material
magnet.
4.
Arah medan
magnet direpresentasikan dengan panah pada garis-garisnya. Terkadang, tanda
panah tidak digambar pada garis-garis medan magnet, akan tetapi medan magnet
akan selalu memiliki arah dari kutub Utara (North) ke Selatan (South).
5.
Garis-garis ini
dapat divisualisasikan secara nyata. Cara yang paling sederhana adalah dengan
menyebarkan bubuk pasir besi di sekitar magnet dan akan menghasilkan
karakteristik yang sama seperti pada garis-garis medan magnet.
Gambar 3.
Visualisasi secara nyata menggunakan bubuk pasir besi.
Gaya
Lorentz (Gaya Magnetik)
Gaya
Lorentz merupakan nama lain
dari gaya magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh medan magnet. Kapan
akan timbul bila ada interaksi dua medan magnet, contohnya adalah kawat berarus
dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan yang bergerak dalam medan
magnet.
Gaya
Lorentz (Gaya Magnetik) Dalam Beberapa Kondisi
A. Gaya Lorentz Untuk Kawat Berarus Dalam Medan Magnet
Pada
setiap kawat berarus yang diletakkan dalam daerah bermedan magnet maka kawat
tersebut akan merasakan gaya magnet.
Gaya
magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor. Arahnya dapat
menggunakan kaidah tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu jari sebagai
arah I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai dengan arah
telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B
dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi
persamaan berikut.
Fl
= B . I . l sin θ
Dengan
:
Fl = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I
B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I
B.
Gaya Lorentz Pada Kawat Sejajar Berarus
Di
sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat
berarus lain didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat
sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan
terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya
Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan berikut.
F21
= i2 l B1
C.
Gaya Lorentz Pada Muatan Bergerak
Muatan
bergerak dapat disamakan dengan arus listrik. Berarti saat ada muatan bergerak
dalam medan magnet juga akan timbul gaya Lorentz. Arus listrik adalah muatan
yang bergerak dan muatan yang dimaksud adalah muatan positif.
Gaya
Lorentz yang dirasakan muatan positif dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan. Perhatikan gambar diatas Ibu jari menunjukKan arah v, 4 jari lain
menjadi arah B dan telapak arah gaya Lorentz. Gaya Lorentz yang dirasakan oleh
muatan bergerak tersebut memenuhi persamaan berikut.
F
= q v B sin θ
Dengan
:
F
= gaya Lorentz (N)
q = muatan (C)
v = kecepatan muatan (m/s)
B = induksi magnet (wb/m2)
θ = sudut antara v dan B
q = muatan (C)
v = kecepatan muatan (m/s)
B = induksi magnet (wb/m2)
θ = sudut antara v dan B
D.
Pengaruh Nilai θ Pada Gaya Lorentz
Perhatikan
nilai gaya Lorent pada muatan yang bergerak. F = q v B sin θ. Nilai θ ini
memiliki tiga kemungkinan. Perhatikan ketiga kemungkinan tersebut.
(a)
Nilai θ = 0.
Nilai θ = 0 terjadi jika v sejajar B akibatnya nilai F = 0. Karena tidak dipengaruhi gaya maka muatannya akan bergerak lurus beraturan (GLB).
Nilai θ = 0 terjadi jika v sejajar B akibatnya nilai F = 0. Karena tidak dipengaruhi gaya maka muatannya akan bergerak lurus beraturan (GLB).
(b)
Nilai θ = 90o.
Nilai θ = 90o terjadi jika v tegak lurus B. Nilai F = q v B dan selalu tegak lurus dengan v. Keadaan ini menyebabkan akan terjadi gerak melingkar beraturan (GMB). Jari-jarinya memenuhi persamaan berikut.
Nilai θ = 90o terjadi jika v tegak lurus B. Nilai F = q v B dan selalu tegak lurus dengan v. Keadaan ini menyebabkan akan terjadi gerak melingkar beraturan (GMB). Jari-jarinya memenuhi persamaan berikut.
(c)
Nilai 0 < θ < 90o.
Nilai kemungkinan ketiga ini dapat menyebabkan terjadi perpaduan gerak GLB dan GMB dan terjadi gerak helix.
Nilai kemungkinan ketiga ini dapat menyebabkan terjadi perpaduan gerak GLB dan GMB dan terjadi gerak helix.
Sekian,
semoga bermanfaat.
Terimakasih
telah berkunjung.
No comments:
Post a Comment