Breaking

Friday, July 20, 2018

Optika Geometri


A.   Optika Geometri

Optika Geometri merupakan optika yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan cahaya. Sifat cahaya sama dengan sifat gelombang elektromagnetik. Cahaya dan gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang hampa.

1.     Pemantulan Cahaya
a.      Hukum Pemantulan Cahaya
Hukum pemantulan cahaya, yaitu :
1.      Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar,
2.      Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Keterangan:
·         Sinar datang adalah sinar yang datang ke cermin.
·         Sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan ke cermin.
·         Garis normal adalah garis yang tegak lurus permukaan cermin.
·         Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dan garis normal.

b.      Jenis-jenis Pemantulan Cahaya
Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu :
1.      Pemantulan teratur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang.
2.      Pemantulan baur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar atau tidak rata sehingga dipantulkan keberbagai arah yang tidak tertentu.

                                                        keterangan gambar : 1 = sinar datang
                                                                                          2 = permukaan cermin
                                                                                          3 = sinar pantul


c.       Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Cermin datar merupakan cermin yang permukaan pemantulnya datar (rata) dan salah satu permukaannya dilapisi logam (biasanya perak). Contoh yaitu cermin yang biasa kita gunakan untuk berhias.

Bayangan pada cermin datar memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
    1.      Merupakan bayangan maya.
    2.      Tegak seperti bendanya.
    3.      Sama besar dengan bendanya.
    4.      Menghadap terbalik dengan bendanya.
    5.      Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.


d.      Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang permukaan pemantulnya melengkung kedalam. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen.
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu :
1.      Sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus (f).
2.      Sinar datang melalui titik fokus akan dipantlkan sejajar sumbu utama.

3.      Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.


Bayangan benda yang terbentuk oleh cermin cekung memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung letak benda terhadap cermin cekung.

e.       Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Cermin cembung merupakan jenis cermin lengkung yang permukaan pemantulnya melengkung keluar. Cermin cembung disebut juga cermin divergen, karena cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya yang mengenainya.

Tiga sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu :
1.      Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus cermin (f)

2.      Sinar datang menuju titik fokus (f) dipantulkan    sejajar sumbu utama.



 
3.      Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan      cermin (M) dipantulkan kembali seakan-akan datang dari titik pusat kelengkungan tersebut.




Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu bersifat maya, tegak, dan diperkecil. 

f.       Perhitungan pada Cermin Lengkung (cekung atau cembung)
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan : s   = jarak benda ke lensa (m)
                       s’  = jarak bayangan ke lensa (m)
                       f   = jarak fokus lensa (m).

Nilai f untuk cermin cekung bernilai positif (+), bila dalam perhitungan diperoleh s’ yang bernilai negatif (-), maka bayangan yang terbentuk terletak dibelakang cermin.



2.     Hukum Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya diselidiki oleh Willebrod Snellius dan Willebrod van Roijen yang hasilnya dinyatakan dengan hukum Snellius sebagai berikut.
1.      Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar.
2.      Perbandingan proyeksi antara sinar datang dan sinar bias yang sama panjangnya     pada bidang batas antara dua zat bening selalu merupakan bilangan tetap. Perbandingan tetap ini disebut indeks bias antara kedua zat itu.
    
 Keterangan:
                        ·      OA       = sinar datang
                        ·      AON  = i = sudut datang
                        ·      NN’      = garis normal
                        ·      BON’ = r = sudut bias 
                         ·     OB         = sinar bias



Untuk mengukur besarnya pembelokan arah cahaya jika sinar berpindah dari satu media ke media lain digunakan indeks bias (angka bias = penunjuk bias).

Nz = C : Cn                        Keterangan:
                                       · Nz = indeks bias mutlak zat itu
                                       · C = kecepatan cahaya dalam hampa (3 x 108 m/s)
                                       · Cn = kecepatan cahaya dalam zat itu

Karena yang dilihat sehari-hari sinar berpindah dari satu media ke media lain maka indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam zat-zat itu. Misalkan, cahaya berpindah dari zat A ke zat B maka indeks biasnya dirumuskan sebagai berikut.
indeks bias suatu medium dapat ditentukan jika kecepatan cahaya pada masing-masing medium diketahui.
Keterangan :
               ·     CA = cepat rambat cahaya di medium A
               ·      CB = cepat rambat cahaya di medium B




     Karena cahaya adalah salah satu jenis gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi dan panjang gelombang maka rumus gelombang juga berlaku pada cahaya.
V = λ x f
v = cepat rambat gelombang

Jadi, indeks bias cahaya dari zat A ke zat B adalah 

No comments:

Post a Comment